Namun ternyata riwayat helm tidak berakhir sampai di situ
saja. Meski kecepatan peluru sudah tak terukur lagi, ternyata akhirnya banyak
kalangan yang tetap memandang keberadaan helm sebagai pelindung yang efektif.
Hal itu berdasarkan pemikiran bahwa semua tergantung dari teknologinya dan
kualitas bahan yang digunakan. Akhirnya pada era Napoleon, penggunaan helm
kembali dikukuhkan bagi prajurit kavaleri. Nah, pada maraknya penggunaan artileri
berat pada perang dunia I, helm telah mampu menunjukkan fungsinya dalam
mengurangi korban akibat serpihan bom atau schrapnel. Pembuktian ini menjadikan
helm kembali marak digunakan oleh militer sepanjang waktu kemudian. Sejak
pecahnya perang dunia kedua hingga sekarang ini pun helm masih diwajibkan
sebagai peralatan standar bagi prajurit.
Sejalan dengan berkembangnya waktu dan teknologi manusia,
helm terus berevolusi. Dari sisi aktivitas helm tak lagi hanya dibutuhkan untuk
perang, tapi juga dikenakan untuk aktivitas-aktivitas sipil seperti olahraga,
pertambangan, berkendara atau kegiatan beresiko lainnya. Dari sisi bahan,
bentuk, teknologi dan modelnya, helm juga terus berubah.
Sekarang ini helm banyak dibuat dari bahan yang lebih
bervariasi selain besi yaitu metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar,
serat resin, atau bahkan plastik yang kuat.