Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang
tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah. Di kota – kota besar, mitos
sudah diangga sebagai isapan jempol belaka. Tetapi di pedesaan masih banyak
yang mempercayai mitos walaupun secara logika tidak masuk akal. Berikut
penjelasan masuk akal 7 mitos terpopuler di Indonesia.
1. Kalau malam tiba dilarang berdiri di bawah pohon agar
tidak dibius setan
Seseorang bisa saja pingsan saat berada di bawah pohon besar
di malam hari. Ke
jadian ini tidak ada hubungannya pana sekali dengan dibius
setan. Pada siang hari tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk bernafas,
tetapi pada makan hari tumbuhan membutuhkan oksigen untuk bernafas. Manusia
memerlukan oksigen untuk bernafas, jadi proses pernafasan manusia akan
terganggu ketika berada di bawah pohon pada malam hari.
2. Tertimpa cicak tandanya sial
Sial di sini maksudnya dari tertimpa cicak itu sendiri.
Siapa yang tidak sial kalau sedang enak – enak duduk tiba – tiba tertimpa
cicak.
3. Jangan memakai sesuatu yang tajam di malam hari, pamali
Mungkin mitos ini muncul sebelum adanya listrik, jadi rasa
orang tua melarang anaknya untuk tidak menggunakan benda tajam di malam hari.
Kalau sekarang kan sudah ada listrik, buat apa mempercayai mitos ini.
4. Jangan memakai payung pada makan hari tanpa alasan
Jelas tidak disarankan, jika Anda melakukannya pasti akan
disangka orang gila. Tidak panas tidak hujan tetapi memakai payung.
5. Wanita tidak boleh duduk di depan pintu
Zaman dahulu wanita masih menggunakan rok, belum ada yang
memakai celana. Jadi, kalau ada wanita yang duduk di depan pintu pasti akan
terlihat…ya gitu deh. Pasti banyak mengundang hawa nafsu.
6. Jangan bersiul pada malam hari
Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang – orang yang
sedang tidur.
7. Memakai payung di
dalam rumah berarti sial
Ya sial kalau lagi ada banyak orang di dalam rumah dan kita
memakai payung. Mungkin orang – orang di sekitar Anda akan merasa terganggu
atau tercolok matanya.
Demikian penjelasan masuk akal dari mitos 7 mitos terpopuler
di Indonesia. Para nenek moyang
menganggapnya sebagai pamali atau ora ilok kalau orang Jawa bilang. Sebagai
orang yang beragama, khususnya Islam tidak boleh mempercayai ramalan atau semacamnya
karena hidup dan mati berada di tangan Tuhan, bukan nenek moyang.