
Secara harfiah, misophonia mengandung makna kebencian terhadap
suara. Dalam medis, kebencian tersebut lebih spesifik pada suara-suara lembut
dan berulang yang sering dijumpai sehari-hari seperti suara orang mengunyah,
air menetes di kamar mandi maupun orang sedang berdeham.
Kebencian atau lebih tepatnya sensitivitas berlebihan
tersebut biasanya dapat memunculkan amarah atau minimal rasa geregetan terhadap
sumber suara. Karena itu, istilah lain dari gangguan ini adalah Selective Sound
Sensitivity Syndrome (4S) atau hyperacusis.
Umumnya, gangguan ini mulai muncul pada beberapa orang saat
usianya menjelang remaja atau sekitar 10 tahun. Seiring bertambahnya usia,
sensitivitas bisa makin memburuk dalam arti makin mudah terpancing amarahnya
dan pemicunya juga semakin beragam.
Meski beragam, suara-suara keras dan berisik justru tidak
memicu stres dan bangkitnya amarah pada penderita misophonia. Penderita justru
tidak terganggu oleh suara musik yang terlalu kencang, suara mobil yang lalu
lalang di jalanan maupun jeritan anak-anak yang sedang bermain.
Seorang penderita misophonia di Amerika Serikat, Adah
Siganoff contohnya, hanya terganggu pada suara orang mengunyah makanan yang
tentunya sangat pelan. Celakanya, suaminya sendiri punya kebiasaan buruk yakni
tidak bisa makan tanpa menimbulkan suara berdecak di mulutnya.
"Setiap kali amarah saya memuncak, saya harus mulai
bicara pada diri saya sendiri untuk tetap tenang," ungkap Siganoff yang
akhirnya memilih berada di ruangan terpisah setiap kali makan, seperti dikutip
dari Huffingtonpost.
Sementara itu, ahli saraf dari University of Kansas di
Dallas mengatakan tidak ada obat untuk menyembuhkan misophonia. Menurutnya,
permasalahan pada gangguan ini tidak terletak pada pendengaran melainkan pada
aktivitas otak saat merespons suara.
Satu-satunya cara untuk mencegah amarah pada penderita
adalah dengan menghindari suara pemicunya, misalnya dengan menyingkir atau
mengenakan earplug (penutup telinga). Terapi kejiwaan seperti cognitive
behavior therapy dan hipnotherapy juga bisa membantu meredakan amarah.