Masalah finansial yang membelit produsen BlackBerry, RIM
agaknya masih akan berbuntut panjang. Salah satu kabar terakhir menyebutkan
bahwa perusahaan asal Kanada ini berisiko kehilangan uang sebesar 1 miliar
dollar AS atau sekitar Rp 9 triliun.
Angka tersebut berasal dari penurunan nilai produk-produk
yang belum laku dijual dan menumpuk di gudang-gudang penyimpanan.
Menurut data yang dikompilasi oleh Bloomberg, nilai stok
barang RIM naik 18 persen dalam perempat pertama tahun ini saja, menjadi 1,03
miliar dollar AS.
Di sisi lain, Apple Inc mengalami penurunan nilai inventaris
sebesar 11 persen selama 3 bulan terakhir karena produk-produknya cepat laku.
Cukup banyak pelanggan RIM berbondong-bondong migrasi ke
platform pesaing, yaitu iPhone dan smartphone berbasis sistem operasi Android
bikinan Google. Akibatnya sudah terlihat dari pangsa pasar global RIM yang
terjun bebas menjadi tinggal 6,4 persen dalam perempat pertama tahun ini.
Sementara itu, penguasaan pasar Android meningkat menjadi 59
persen. Adapun platform iOS buatan Apple menguasai 23 persen pasar global.
Pendapatan RIM pun diprediksi bakal ikut merosot sebesar 2
persen menjadi 3,64 miliar dollar AS pada perempat kedua tahun ini.
RIM sedang menyiapkan perangkat BlackBerry 10 yang akan
diluncurkan pada akhir 2012 dan akan menjadi andalan barunya, tetapi hal
tersebut juga berpotensi membuat perangkat-perangkat BlackBerry yang sudah ada
saat ini makin kehilangan daya tarik di mata konsumen.
Boleh jadi calon pengguna memilih menunggu model baru
ketimbang membeli yang sudah ada.
Sebelumnya, pada Desember tahun lalu, RIM menghadapi
penurunan nilai pasar inventaris sebesar hampir setengah miliar dollar Amerika
akibat tablet Playbook yang belum terjual.
RIM mengatakan bahwa penghematan biaya operasional sebesar 1
miliar dollar AS akan dilakukan pada tahun fiskal ini melalui pengurangan
jumlah fasilitas produksi dan "efisiensi perusahaan".